a IkaMitayani: Novel Online
Showing posts with label Novel Online. Show all posts
Showing posts with label Novel Online. Show all posts

02 August, 2015

Novel Online My Love Destiny Penasaran

44621417-208-k781750
Novel Online My Love Destiny Penasaran
Novel Online My Love Destiny Penasaran

Lelaki itu masih terduduk di kursi kerja. Waktu sudah memasuki jam makan siang, tapi dia merasa enggan untuk beranjak. Badannya terasa sulit diajak berdiri. Mata sipit itu masih menyorot ke layar laptop. Menatap profil facebook dan bbm wanita ini. Terlihat dengan jelas, ada kesedihan yang sulit dijelaskan dengan kata. Muram.

Bintang tak pernah melihat Dita mengunggah foto dengan pose tersenyum, sejak akunnya dikonfirmasi. Status yang diperbarui juga sebatas promosi toko onlinenya. Kilau Anindita. Bukankah dengan nama itu, seharusnya penuh kebahagiaan? Berlimpah cahaya yang berkilau. Bintang menopang dagunya dengan kedua belah tangan. Kemudian sedikit mencondongkan tubuh ke meja, agar bisa memandang dengan jelas layar laptop. Foto terbaru Dita berbeda dengan yang lama. Bintang menyimpulkan, Dita adalah wanita yang telah hilang keceriaannya. Patah hati? Atau masalah lain?

Bintang semakin tak bisa menyembunyikan rasa ingin tahunya. Ada ketertarikan untuk mengetahui semua alasan di balik muramnya. Naluri jurnalis investigasi yang pernah menjadi pekerjaannya selama bertahun-tahun, berpengaruh juga dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk saat ini, meneliti foto Dita bak sedang melakukan persiapan investigasi saja. Bintang merasa aneh

Novel Online My Love Destiny Sendiri

44621417-208-k781750
Novel Online My Love Destiny
Novel Online My Love Destiny Sendiri

Dita mulai terbiasa menjalani hari tanpa Gilang. Meski terkadang, ingatannya datang. Dita berusaha menyibukkan diri, tenggelam dengan toko buku online dan naskah novel. Seperti pagi ini, sales dari distributor buku telah datang. Dia mengantar pesanan Dita yang lumayan banyak, untuk stok bulan ini.

Dita kemudian mengecek semua judul yang ada dalam faktur pembelian dengan buku yang ada di dalam kardus. Eko, nama sales itu pun membantu, dengan memisahkan buku yang telah dicek Dita, ke atas meja tamu. Dita menghembuskan nafasnya. Selesai.

"Gimana mbak? Apakah sudah cocok semua?"

Suara sales itu memecah keheningan. Mama memang sedang keluar kota, mengunjungi eyang putri di Klaten.

"Cocok mas." ujar Dita setelah membolak balik faktur itu berulang kali.

"Kalau begitu, silakan ditandatangani."

Eko menyodorkan bolpoin ke arah Dita. Dia lalu menandatangani masing-masing faktur. Tak butuh waktu lama, Dita mengulurkan faktur tersebut ke Eko. Tangan Lelaki itu pun dengan sigap memisah kopian faktur. Warna merah muda diserahkan ke Dita, dan dua yang lainnya, dimasukkan ke dalam map plastik.

"Monggo, diminum dulu mas."

"Terima kasih, mbak."

Setelah selesai minum es teh buatan Dita, dia segera berdiri dan mengambil tas ransel. Tas ransel itu cukup besar, sales biasanya membawa puluhan buku dan dimasukkan ke dalamnya.

Selepas Eko pergi, ponsel Dita berbunyi nyaring. Mama?

"Ya, Ma?"

Suara mama hampir tak terdengar, terlalu bising.

"Ta, mama pulang telat ya. Mungkin besuk siang sampai Jogja."

"Iya Ma."

"Jangan lupa makan."

Tut....

Telepon pun terputus. Memang kebiasaan mama, telepon pasti terputus sebelum dia sempat menjawab.

-

Kardus yang berisi buku didorong Dita masuk ke dalam kamar. Buku itu satu per satu diambil, setelah perekat penutup kardus disobek. Dita memisah buku sesuai judul buku, lalu meletakkan ke dalam etalase besar. Mata Dita memandang etalase tersebut dari atas ke bawah. Selesai. Etalase itu telah terisi penuh. Tumpukan telah rapi disusun. Punggung tangannya mengusap peluh di dahi. Udara sekarang, semakin panas. Meski kamar sudah ada kipas angin sebesar itu, juga tak berpengaruh.

Dita lalu duduk di lantai dengan bersandar pada dinding kamar. Matanya menangkap selembar kertas putih. Tangannya terjulur, untuk memungut dan membalikkan kertas itu. Foto. Selembar foto dengan gambar Dita dan Gilang di toko buku beberapa bulan yang lalu. Gilang sengaja meminta tolong pegawai memotret mereka berdua, dengan pose membawa buku. Mereka berdiri di depan rak berisi buku berderet.

Awalnya Dita tak mau, tapi Gilang memaksa. Katanya, agar Dita semakin bersemangat menyelesaikan naskahnya. Mewujudkannya menjadi sebuah buku, dengan nama Kilau Anindita di sampulnya. Akhirnya, Dita pun menurut, meski sembari berpikir, apa yang ada di dalam pikiran orang yang melihatnya? Ini kan bukan karya Dita?

Dita tak terlalu berani untuk bermimpi sejauh itu. Walau tak menampik keinginannya memang kuat untuk memiliki sebuah buku. Tepatnya, novel.

Dita mendengus pelan. Ini memang tak mudah. Melupakan seseorang yang sudah pernah mengisi hari-harinya. Tak semudah membalikkan telapak tangan. Ingatannya tentang Gilang masih saja membayang, di setiap kesempatan. Jujur ini membuat Dita merasa gelisah.

Ah, ini baru berapa bulan? Wajar

01 August, 2015

Novel Online Make You Mine Bab Dua

Bab Dua Novel Online Make You Mine
novel online, novel gratis, baca novel gratis, make you mine
Novel Online My Love Destiny

Putri menggeser mouse berkali-kali. Aish, kenapa netbuknya ngehang seperti ini? Sementara artikelnya harus segera dikirim melalui email. Artikel itu tentang dunia wanita. Putri adalah salah satu koresponden dari Kota Solo. Sudah beberapa tahun ini, Putri menjalani pekerjaannya yang bersifat freelance ini. Dia sudah jenuh dengan pekerjaannya sebagai jurnalis. Pekerjaan yang terlalu meminta perhatian darinya.

Niat awal menjadi jurnalis memang keinginannya sendiri yang menyukai tulis menulis. Dia ingin bekerja dari rumah. Dia bersyukur, pekerjaanya sudah menghasilkan. Beberapa Majalah terbitan ibu kota menjadi langganan untuk artikelnya. Beberapa blog dan website memintannya menjadi penulis tetap. Dan dia sendiri juga memiliki blog yang juga memberi pemasukan tetap setiap bulan, melalui iklan dan banner.

Putri mengalah. Dia menyandarkan punggungnya ke kursi. Matanya terpejam. Tenang. Rileks, Putri. Pasti bisa terkirim kok. Tenang. Putri mencoba mensugesti pikirannya dengan berkali-kali menarik nafas dan menghembuskan pelan. Cara terbaik dirinya ketika sedang dilanda kepanikan.

Telepon genggam di samping netbuknya mulai menarik perhatiannya. Tangan kanan meraih ponsel pintar itu dan membuka tampilan Facebook. Dia menggulirkan beranda. Tak ada yang menarik. Hangeul. Nama Korea. Putri kemudian menekan tombol tambahkan teman. Putri melihat teman dari Orang Korea yang menarik minatnya tadi. Keren juga. Klik, klik, klik. Tanpa sadar, Putri meminta pertemanan dengan banyak orang Korea untuk menjadi temannya. Ketika dia teringat sesuatu. Dengan terburu-buru dia memeriksa apakah netbuknya sudah bisa dipergunakan kembali atau belum. Setelah bisa, Putri pun menyelesaikan pekerjaannya yang kurang sedikit lagi selesai. Sent. Email terkirim dan dia bernafas lega.

Ting!!!

Bunyi notifikasi Facebook terdengar. Putri pun melihatnya. Dia tertawa kegirangan saat mengetahui satu per satu orang Korea

Novel Online Make You Mine Bab Satu

Novel Online Make You Mine Bab Satu
novel online, novel gratis, baca novel gratis, make you mine

Pagi ini Putri tak memiliki kegiatan apa pun. Dia hanya ingin bermalas-malasan menikmati Hari Minggu yang cerah ini. Putri berharap hujan tak turun hari ini. Gadis berlesung pipit itu masih betah berlama-lama berada di dalam selimut tebalnya berwarna merah muda. Hangat dan menentramkan. Dia merasa malas untuk segera beranjak dari tempatnya tidur.

Dia kemudian teringat dengan koleksi DVD drama korea yang belum selesai dia tonton.Putri masih penasaran bagaimana kelanjutan di episode ketujuh. Apa yang terjadi dengan pemeran wanitanya ya. Putri segera bangun dari tempat tidurnya. Semuanya seperti tanpa dikomando. Kakinya terayun ke lantai dan menjejakkan kaki, dengan sedikit terseret. Tangannya meraih remot dvd dan menyalakan televisinya. Dia kemudian kembali ke tempat tidur setelah menumpuk bantal ke dinding. Putri kemudian berbaring dan menikmati drama Korea.

Putri sudah asyik dengan drama Korea yang diputar. Romantis sekali. Menurut Putri, lelaki Korea sepertinya lebih mudah memahami wanita ya. Tahu bagaimana memperlakukan pasangannya dengan baik. Putri kemudian berandai-andai semisal memiliki kekasih dari Korea. Pasti menyenangkan. Dia lalu terkekeh sendiri.

"Putri!" terdegar teriakan dari luar kamar. Putri tak mempedulikannya. Ini hari Minggu kan? Untuk apa pergi.

"Putri!"

Astaga, kenapa lagi kakak

Prolog Make You Mine

Prolog Novel Online Make You Minenovel online, novel gratis, baca novel gratis, make you mine

Media Korea dan Indonesia gempar dengan adanya berita tentang artis Korea yang tertangkap basah berada di Kota Solo bersama seorang perempuan misterius. Tentu akan menjadi misterius sampai mereka bisa menemukan informasi mengenai perempuan itu. Mereka berdua diketahui sedang berada di kafe, untuk makan malam romantis. Namun sayang gambar perempuan itu tak begitu jelas, dan diambil dari jarak yang cukup jauh.

Awalnya hanya foto candid dari salah satu pengunjung kafe yang tersebar secara viral di sosial media. Gambar lain memperlihatkan artis itu seperti sedang berlari dengan menggenggam gadis yang sama sekali tak tertangkap kamera. Siapa sih gadis itu? Ternyata ada yang mengenali siapa lelaki itu, seorang artis dan musisi papan atas di Korea. Tampaknya banyak yang menyimpan rasa iri, siapa gadis beruntung itu, dan bagaimana dia bisa membuat artis itu bisa datang jauh ke Indonesia demi menemuinya? Media di Indonesia juga begitu bersemanga mencari tahu soal perempuan misterius yang bisa menarik hati artis papan atas itu....

23 July, 2015

Novel Online My Love Destiny Secret Admirer

Novel Online My Love Destiny Secret Admirer
secret admirer, my love destiny, novel online
Novel Online My Love Destiny
Cahaya pagi memasuki kamar Dita, melalui sela korden berwarna merah muda. Putri mulai membuka mata. Dia melirik ke arah jendela, lalu susah payah melihat angka yang tertera di ponsel pintarnya. Berulang kali, Putri mengucek mata, karena tak bisa melihat secara jelas. Pukul setengah dua belas. Siang! Astaga! Putri segera beranjak dari tempat tidur, dan berjalan menghampiri lemari. Dia mencari baju dan bergegas ke kamar mandi. Sementara, Dita masih terlelap dengan lipatan mata begitu tebal, akibat menangis semalam. Mereka memang begadang hingga dini hari.

-

Putri bergeming, menatap sahabatnya yang masih pulas itu. Pikirannya dipenuhi segala macam hal. Putri masih tak percaya dengan apa yang dia dengar. Ingatannya begitu jelas. Jantung seakan berpacu kian cepat, akibat amarah yang langsung meletup, saat kembali teringat. Bagaimana mungkin Gilang, bisa bersikap demikian?

Gilang keterlaluan sekali. Apa ini yang dinamakan dengan cinta? Meninggalkan kekasih tanpa penjelasan. Apalagi sebelumnya tak ada masalah di antara keduanya. Jelas tak adil, tapi apa yang bisa dia perbuat? Bagaimana pun juga, menggantung hubungan tanpa kepastian, tetap tak bisa dibenarkan. Isak tangis Dita semalam, juga telah menggambarkan kegundahan akan status dia sekarang. Dia tidak tahu, apakah dia seorang single atau masih memiliki pacar.

14 July, 2015

Blurb My Love Destiny

My Love Destiny

Blurb Novel Online My Love Destiny

Dita patah hati ketika menyadari kekasihnya tega meninggalkan tanpa pesan. Dita sama sekali tak menemukan jejak lelaki itu. Dia harus hidup dengan bayang-bayang dan kenangan. Kenapa setiap tempat selalu mengingatkan dirinya dengan Gilang?

Meski tak pernah bertemu dengan Gilang, dia tak pernah menanggapi lelaki yang mendekatinya. Bukankah dirinya belum berstatus single? Sahabatnya berusaha mengingatkan Dita untuk move on. Sayangnya Dita seperti bersikukuh dengan pendapatnya. Menurutnya dia masih memiliki kekasih.

Keadaan berubah ketika Bintang hadir, mencoba membuka hati Dita. Lelaki itu heran, mengapa usahanya tak membuahkan hasil. Tanpa Bintang tahu, sebenarnya Dita merasa, semakin dia menutup diri, kenyataannya semakin dekat dengan Bintang. Takdir seolah berpihak pada mereka berdua. Dita ingin tahu bagaimana perasaan yang dia miliki kepada Bintang, dan statusnya yang belum jelas.
Ketika Dita mulai yakin dan ingin memutuskan menerima Bintang, kekasih masa lalunya, Gilang justru hadir kembali, membawa sebuah rahasia yang akan terkuak sendiri.

Rahasia apa yang dia bawa? Untuk apa Gilang datang padanya? Kenapa dia musti kembali? Siapa yang akan Dita pilh? Bintang atau Gilang? Atau tidak keduanya? Kenapa bisa serumit ini? Takdirkah yang akan memilihkan lelaki yang tepat untuknya?

Chapter Kehilangan Part 1

Chapter Kehilangan Part2

Kehilangan Part 2

My Love Destiny

Novel Online My Love Destiny Kehilangan Part 2

Mata Putri berulang kali terbelalak, ketika mendengar semua yang dikatakan Dita, dengan seksama. Padahal, apa yang diceritakan oleh Dita belum juga selesai. Dita terus saja bercerita. Mengeluarkan apa yang selama ini dia pendam. Ini di luar akal sehatnya. Bagaimana seorang laki- laki seperti Gilang, yang menyayangi Dita, bisa menghilang begitu saja. Entah kemana, cinta yang dulu menggebu. Mereka berdua, selama ini terlihat harmonis, tak ada cekcok. Pasangan yang membuat Putri iri. Dia begitu menginginkan kekasih seperti Gilang.

Masih jelas dalam ingatan Putri, ketika Gilang akhirnya menyatakan cinta dan berusaha meyakinkan sahabatnya ini. Tak mudah bagi Dita untuk menjatuhkan pilihan, apalagi soal hati. Meski cinta kasat mata,

Kehilangan Part 1

image

Saya publish novel ini dalam bentuk novel online. Semoga teman-teman yang membaca berkenan memberi komentar yang membuat saya semakin bersemangat menulis. Tentu komentar yang membangun. ☺

-----------------------------------------------------------------------------------------------
Dita terkejut melihat bayangan yang berkelebat, di hadapannya, baru saja. Persendian kaki mulai terasa melemas. Dia menutup mulut yang menganga, menggunakan kedua telapak tangan, sementara mata justru melebar. Dia segera berdiri dan mengejar dengan langkah kecil. Mengikuti bayangan yang melangkah keluar kedai cokelat favoritnya.

Sayangnya, bayangan itu terlepas dari pandangan. Bayangan yang menyerupai sosok pria tegap, yang tak asing baginya. Dita termangu dari tempatnya berdiri, menatap satu persatu orang yang hilir mudik di sekelilingnya. Mereka terlihat sibuk dengan dunia masing-masing.

Seolah tak peduli dengan gadis usia dua puluhan, yang sedang berdiri di depan pintu kafe. Mata Dita telah membesar dan mengecil demi menyapu semua orang yang berlalu lalang tersebut. Nihil! Bayangan lelaki itu tak tertangkap pandangannya. Dia, seperti seseorang. Hingga ada yang menepuk pundaknya, pelan.

"Mbak."


Dita lantas menoleh ke belakang. Berdiri